27 November 2015

All Christianity is About.

“Dad, is ghost exist?”
Beberapa hari lalu gwe makan bakmie di sebuah resto deket rumah, karena lantai 1 nya penuh, gwe diarahin ke lantai 2. Di lantai 2 cuma ada 1 keluarga yang lagi makan, parents with 2 children yang masih kecil. Anak pertamanya cewek umur 9 tahun kira-kira dan yang kecil, cowok umur 6 tahun-an. They described a happy family. Lagi makan dan ngobrol seru banget, without gadget in their hands. Bener-bener menikmati lunch timenya.

Gwe sama adek gwe kebetulan duduk di samping meja mereka dan pembicaraan seru mereka pun sampai di kuping gwe.
“Dad, is ghost exist?”
Anaknya kayaknya sekolah di sekolah international karena ngobrolnya campur aduk bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
“Can you see it?”
Bokapnya nanya.
Wah, seru nih. Sambil pesen makanan, kuping gwe makin terbuka lebar buat dengerin obrolan mereka. 

“Nope, but my friends say they see ghost.”
“Can they prove it?” Bokapnya nanya lagi.
“If I say, I just saw a ghost, do you believe me? Kalau Dad bohong, bisa-bisa aja kan?”
Anaknya bengong sambil mikir denger penjelasan bokapnya.
“There’s no such thing as ghost. And also God.”
*untung makanan gwe belom keluar, jadi gwe gak keselek*

Dede gwe udah semangat bener ngupingnya, he literally ngeliatin meja sebelah sampe perlu gwe omelin dulu biar kupingnya aja yang nimbrung, matanya kagak.
“If you can’t prove it that they are real, then there’s no such thing as ghost or God.” Jelas bokapnya.
“But my teacher says kalau ada ghost, we pray then ghost-nya ilang.” Kata anaknya polos.
“Coba sekarang you pray to God minta sepeda, then you open your eyes, sepedanya ada nggak?”
Anaknya lagi-lagi bengong. Gwe rasanya pengen pukpuk-in anaknya sambil ngomong, ‘don’t stop believing.’ Tapi takut ditimpuk bapaknya pake sepeda. Wkekekeke.
Terus nggak lama bokapnya pergi ke lantai 1, gwe penasaran sama reaksi nyokapnya soalnya daritadi nyokapnya diem aja. Eh, terus nyokapnya ngomong,
“Makanya lain kali kalau orang cerita apa, jangan langsung percaya ya..”
Yah, sepaham ternyata nypkap sama bokapnya. Nggak lama keluarga itu kelar makan dan pulang meninggalkan gwe yang tiba-tiba merasa si bakmie nggak seenak biasa.
Then gwe mikir, how to prove the existence of God ke orang-orang yang punya prinsip, ‘if you can’t see it, then there’’s no such a thing.”
…..
Terus gwe keinget sama film Narnia, how that film describes Christianity. Pas Lucy discovered lemari dan Narnia, no one believes at her. Dan simple, yang nggak percaya nggak bisa lihat. Cuma yang percaya yang bisa masuk ke lemari itu dan nembus ke negeri Narnia.
Is that all Christianity is about? Believe.
If you don’t believe, then you can’t see anything, can’t feel anything.
Misalnya, kita nggak percaya ada bintang di langit sana, maka yang kita lihat di malam hari, kita anggap planet, or apalah.
Kalau kita dari awal nggak percaya Tuhan, we deny all things yang padahal Doi yang bikin. Kalau kita nggak percaya Tuhan, kita anggap bumi tercipta karena benturan apalah itu. Kalau kita dari awal nggak percaya Tuhan, kita anggap semua kenikmatan yang kita dapatin karena usaha kita. Kalau dari awal kita nggak percaya Tuhan, kita anggap semua harta kita karena orang tua kita yang bekerja semaksimal mungkin.
…..
Satu hari, my friend asked me setelah dia certain baaaanyak banget masalah hidup yang dia alami selama ini.
“Tuhan tuh kemana aja ya selama ini?”
She left me speechless that day. But then gwe keinget pemikiran gwe di atas itu.. Kalau kita nggak percaya, kita pasti udah deny from the first step yang bikin kita nggak ngelihat apa-apa.
Kayak si kakak-kakaknya Lucy yang dari awal udah nggak percaya sama Lucy dan Narnia di balik lemari, they found nothing.
…..
Kalau kita percaya Tuhan ada, kita tahu meskipun things get rough, Tuhan ada di samping kita. Meskipun kesannya Dia nggak berbuat apa-apa, tapi kita PER-CA-YA Dia sebenarnya peduli dan sayang sama kita. Though nggak bisa dibuktikan dengan teori ilmiah atau kadang nggak bisa dibuktikan dengan kasat mata, but we believe anyway.
Kalau kita percaya Tuhan ada, kita tahu,
Mas-mas yang barusan kasih kita duduk di saat kita capek banget di busway itu cara Tuhan peduli sama kita.
Tante-tante yang tiba-tiba nawarin roti di saat kita lagi super kelaperan nunggu bus itu cara Tuhan peduli sama kita.
Teman yang tiba-tiba telepon jam 1 pagi di saat kita sedih dan nanya kabar kita, itu cara Tuhan peduli sama kita.
Teman yang bawain makanan di saat tanggal tua dan duit kita udah menipis, itu cara Tuhan peduli sama kita.
Dan segudang cara lainnya yang Tuhan buat sebagai bentuk Dia peduli dan care sama kita.
Kalau kita percaya Tuhan ada, kita tahu, yang orang  lain bilang sebagai kebetulan, itu cara Tuhan peduli sama kita.
Kalau kita percaya Tuhan ada, kita tahu, yang orang lain bilang musibah dan cobaan, itu cara Tuhan bentuk kita menjadi sesuatu yang kita juga nggak tahu, tapi kita tetap percaya
…..
“Kok lo mau sih percaya padahal nggak ada bukti ilmiah atau lo sendiri bahkan nggak bisa lihat?”
“Because that’s all Christianity is about, you have to BELIEVE. By believing, then you’ll see.”

Then Jesus told him, "Because you have seen me, you have believed; blessed are those who have not seen and yet have believed." (John 20:29 NIV)

*currently listening to He Will Not Let Go by Laura Story*

19 October 2015

He is with me, all this time.

I don't even know where to start. Too many things happened lately.

I turned to 24.
I faced (probably) the toughest week of my life.
(setelah zaman putus pas SMA dulu, iya pas SMA terakhir pacaran. *harus sedih apa gimana*)

It started, on 1st October, in the beginning of my favorite month.
One of my sisters in Christ whatsapp-ed me and asked me to write an article for her ministry with theme 'Quiet time'.
And I simply answered, 'when I feel lack of it, I don't think I can do it.'
Then she laughed and said she knew it that's why she asked me to write about it.
(cici yang satu itu emang bakat jadi cenayang)

But I still, can't write about it. I feel I'm having super in a rush week, and months.
October is a month filled with projects and deadlines in my office.
Woke up and slept like a panda. (Wekeke)

But funnily, those time, I had a favorite song titled 'Engkau gembala yang baik' which the lyric taken from Psalm 23.
And when I told her about my fav song, she told me she almost sent me those verse, Psalm 23.
On the next day, I found Psalm 23 on the internet that I read.

"He renews my strength. He guides me along right paths, bringing honor to his name." (Psalm 23:3 NLT)

I was shocked for the repeated verse I got, Psalm 23. Little did I know, that was a sign from God to prepare for what is coming.

6th October 2015.
Feels like a storm hit, and a super big wave crushing in.
Feels like your parents get divorced and you have to choose in 3 days. Whom should you stay with.
It happened. Not in my real family, but in my second family. Hm, in my church.

Nothing bad happened. It's just one of our associate pastor has another calling to do. Which then He left the church, lead a new one. And the effect, many of us followed him, his vision and support him. It's an exciting journey tho for them. But for me, it was like *JEGEEER* because my loved ones, the ones who support me these past years go with him while I think I got from God that I have to stay in my current community.

It's a week full of tears. Not only for me but for all of us. FULL of tears.
But on those days, I remember what Psalm 23 says.

A psalm of David.

The Lord is my shepherd, I lack nothing.
    He makes me lie down in green pastures,
he leads me beside quiet waters,
    he refreshes my soul.
He guides me along the right paths
    for his name’s sake.
Even though I walk
    through the darkest valley,
I will fear no evil,
    for you are with me;
your rod and your staff,
    they comfort me.
You prepare a table before me
    in the presence of my enemies.
You anoint my head with oil;
    my cup overflows.
Surely your goodness and love will follow me
    all the days of my life,
and I will dwell in the house of the Lord
    forever.

Those days were the days when you can't listen to anybody's opinion and you just have to listen to what God put in your heart. To know which way you should take, to stay or to leave. Nothing wrong, nothing less important than the other option. What matters is what God tell us to do, personally.

The Lord is my shepherd, He leads me beside quiet waters,
Even though I walk through the darkest valley, 
I will fear no evil for You are with me.

I can't write here the details of the darkest valley I've been through this week. 
But it dark enough to make me cry the WHHOOOLLE week

But knowing He has prepared me for this such of time,
Knowing He is always near and He knows what is happening soothe my heart.
Knowing He let all this happen for a reason is promising.

I remembered last year, while we were preparing for youth and teens camp. The theme popped up in my heart, EXPANDED. Which become the name of the youth and teens camp. And that is what God really doing these days. Expanded! He is expanding our heart, our capability. Talking about expanding, nothing comes easy. It's all about process. Stretched until you worry that it will break into pieces. Expanding talking about process. But it gonna be worth it at the end.

New season. This is what it's all about. Entering the new year of mine and the new year of Jew last September, I've learning about one thing. Only hold on to God. My heart and flesh may fail but His promises yes and amen. His promises preserves my life.

These past few weeks, I do learn lots of things. A LOT.
1. In the quietness of His love, I found my strength.
All we need is to rest in Him, put away all the fear, the doubt, the worry and rest in Him knowing He is God. Then the small gentle voice will speak in your heart. You just have to be quiet, and listen.
2. ALL things work together for good.
Though we might not understand what God is doing, please know that He is a builder, not a crusher. What He is doing is to make something new, better and cooler than what we can imagine.
3. Align with God is never easy, but that is what life about.
This is my wish entering 24. For my heart aligns with God's heart. For my life aligns with what He wants. And alignment is never easy. It caused pain and hurt sometimes. But if it what really matter, then why need to run away.
4. Hold on to God, not to people.
Those things make me stand alone. I was forced to meet and work with new people I've rarely talk with. My comfort zone in a *BAMMM* was 'taken' from me. My inner circle of friends. Yes, we still be friend, but not again under the same ministry. I was 'forced' to learn that God is my only source of strength.
5. I am loved.
And that's enough to give me courage to carry on and take a step, one a time. Not only by God, but from people surround me. Entering 24, I've received LOOOOTS of love letters from my beloved friends, received a bouquet of roses and lily which represent what I've dealing nowadays. Moments of pruning and pure heart HAHAHA :""). (beratt euy). 

.....
I hope you can understand the summary of what I'm going through these 19 days lately.
And I want you to know, whatever your process right now, no you're not alone.
Keep in mind that all things work together for good.
Take some moment of quiet time, rest in His love.
Then His love will renew you, refreshes your soul.
And it gives you strength, to carry on.
Even on the darkest valley, you'll keep on moving.
Knowing He is with you, all this time.

*currently listening to Nearness by Bethel Church*

This entry was posted in

29 September 2015

The Fear of Being Left

Blame on my period, these days lately, sisi melankolis gwe meningkat drastis tanpa ijin. Entah kenapa tapi ada beberapa momen di hari-hari ini yang bikin gwe realized one thing. Bahwa gwe punya rasa ketakutan berlebihan untuk ditinggalkan orang-orang yang berarti buat gwe. I've been through this a lot. Mungkin awalnya nggak sadar, but then ternyata kayak efek bola salju yang membesar dan bikin paranoid.

I once had a story. It happened ketika gwe masih kecil, masih sekolah minggu. Back then I had a favorite guru sekolah minggu. Gwe gak mau sama orang lain unless with her. Gwe bahkan stayed 2 years with her padahal harusnya gwe naik kelas dan ganti guru but I chose to stick with her. Until one day, pas lagi perayaan Natal. Dia jadi make up artist gitu dan gwe as a kid dancer. I remembered clearly what she said kalau dia nggak suka dandanin orang setengah-setengah. Jadi sebelum dia dandanin gwe, dia kelarin dandanin satu-satu anak. Tibalah giliran gwe, dan pas lagi make up in gwe, di tengah-tengah dia menghilang dan entah kemana. It made me kinda shock dan baper (dari kecil I was that baper). I forgot the rest of the story that night, but I never forget that scene.

And again, what I thought is just a simple thing ternyata nggak sadar malah jadi pemancik traumatic in my life, the fear of being left. 

Lalu, randomly tadi pas di shuttle bus. Di saat gwe sedang merefleksi diri kenapa gwe lagi baper banget hari-hari ini, I remembered one scene in Bible tentang hal yang sama. Ini interpretasi gwe loh ya, but I think, one of the biggest factor yang bikin Tuhan Yesus ketakutan sampai nangis keluar air mata darah adalah karena Dia takut ditinggalin sama Bapa.

Bukan serta merta takut karena Dia bakal disalib, disiksa, dan dianiaya sama tentara Romawi. More than that, Dia takut ditinggalin sama Tuhan. Dia takut ditinggalin what matters most to Him, His Father. Because He knows for sure, once He sacrificed Himself for human, Dia bakal terpisah sama Allah Bapa karena dosa manusia.

And this what made Jesus worry and scared, more than anything.

Di sela-sela gwe menulis ini, I was thinking, how amazing my God is. Entah kenapa gwe merasa God was trying to tell me that it's normal somehow to feel this kind of feeling. Fear of being left alone. Fear of being no longer be loved, di saat gwe berpikir... 'Asli, gwe lebay banget!'

But what matters most is how we respond. Again, I was reminded about this verse, 
'My comfort in my suffering is this: Your promise preserves my life.' -Psalm 119:50

And what is His promise?
'.. Because God has said, "Never will I leave you, never will I forsake you." -Hebrew 13:5b

And there's still a lot about God's promises of never leaving us in the Bible. 

Set your mind on things that are above, not on earthly things. Maybe this what I should hang on to these days. Stop thinking about earthly things when I have an insurance in Christ alone. People changes, seasons passes, but His words are yes and amen. His promises preserve my life.

*currently listening to Made for Worship - Planetshakers
This entry was posted in

05 September 2015

Tentang Jadi Kuat (lagi).

"Be strong....."
That was the message my Pastor prayed for me last night. 

Lucunya, jadi ceritanya lagi di rumah doa generasi alias tiap Kamis minggu pertama every month we pray for generation, Terus, biasalaaah every leader from its department disuruh maju didoain. Which i'm not one of them jadi yaaa ga maju ya. But deep inside my heart kayak pengen sih didoain meski gak tau harus didoain apa karena well, nothing really a big deal in my life nowadays.

Nothing happened, sampai doa berkat. Tapi pas mau doa berkat, our Pastor tiba-tiba bilang 'yang mau didoain boleh stay while yang mau pulang boleh pulang.' dan itu udah malam. Around 9.30 pm. Gwe yang biasanya selalu pulang naik shuttle dan harus kabur dari senci ke tempat shuttle dari jam 9, hari itu gwe pulang naik taksi karena sebelumnya gwe abis liputan kerjaan, jadi dapet transpot pulang. So I didn't have to rush ke shuttle. So I stayed, buat minta didoain.

"Mau didoain apa?" He asked.
"Anything." I said.
Awalnya dibecandain dulu, doi malah tanya lagi, 
"Udah ada nama??"
yang gwe sambut dengan shock.. Secara lagi altar call sis, trus si Pastor gaul ini malah nanya aneh-aneh plus senyum renyah diikutin temen-temen gwe yang rencana awal jadi catcher tapi malah nguping the whole prayer. HAHAHA

I forgot the rest of the prayer (seperti biasa -_-) but one thing I remember adalah, He prayed for me untuk be strong, jangan kayak ilalang yang suka ketiup angin, jangan moody and I have to stand strong soalnya I berdiri di atas Firman Tuhan. Kurang lebih begitu.

Pas lagi didoain, honestly gwe sedikit mikir dan kaget. Tuhan, kenapa tentang strong-strong-an lagi. Gwe lumayan beberapa kali didoain untuk jadi kuat, and I have no idea which part of my life yang gwe harus be strong. Apakah gwe bakal dibawa pelayanan ke suku-suku pedalaman? Atau gwe bakal punya pasangan hidup yang ganteng dan kaya raya so I have to be strong karena doi bakal punya banyak fans cewek (yeaa melenceng aje sish). And so yeah, I think.

Kelar didoain, gwe jadi pengen banget nanya ke my Pastor itu, apa maksudnya. Apa yang dia dapatin sampai dia doain gwe tentang be strong. Tapi siapaaalah gwe ini, mana ada keberanian buat nanya ke doi. Since he is my Pastor yang paling gwe segenin HAHAHAHA. Tiap doi dateng pokoke gwe mau melipir ajalah bawaannya. But funnily, malam itu gwe pas mau turun sama temen gwe berdua. We're waiting for the elevator, trus tiba-tiba si Pastor juga nunggu lift. Dan lift yang ditunggu masih jauh di lantai bawah while we're in 8th floor. Yaudah deh gwe memberanikan diri buat nanya, 'Ko, why be strong?'

And he answered me, "Pas doain kamu, pokoknya saya diingetin tentang ilalang. Ilalang itu gampang kebawa angin, gampang ke kiri ke kanan. Nah kamu harus be strong. Kayak Simon yang arti namanya ilalang, tapi diubahin sama Tuhan jadi Petrus yang punya arti batu karang. Jangan gampang moody."

Tanpa tahu maksudnya apaan, air mata gwe uda ngalir aje (emank dasarnya cengeng). Then I thank him dan pulang. Di jalan gwe mikir, apa ya maksudnya..... Dan BAM! I know! Maybe what God was trying to tell me adalah......

Be strong! Kalau Tuhan udah bilang A, promise A, be strong! Jangan gampang kebawa angin keragu-raguan, jangan gampang kebawa angin galau, khawatir, bahkan angin 'mati rasa' which I sering membiarkan diri gwe diombang-ambingin. Di satu momen gwe bisa merasa, 'Gileee I was made for more! God have great plan for my life!' dalam waktu beberapa minggu or bulan, gwe bisa merasa 'What am I doing here??? Tuhan, apa sih nggak ngerti? Udah deh nggak mau Tuhan-Tuhan lagi ya."

Mungkin ini maksudnya gwe kayak ilalang yang gampang kebawa angin. Then I have to be strong berdiri di atas Word of God. When all else fails, we all know that God's Word won't fail. Kalau udah begini caranya, kan keterlaluan kalau besok-besok I still doubting my life and His plans in my life.

Belakangan ini lagi suka istilah 'Loved when I least deserve it.' Siapa kita sampai dicintai Tuhan sebegitunya, dipeduliin Tuhan sebegitunya. :") And if He does this for me yang nggak ada apa-apanya, He surely does the same thing to you. He knows you, and He is trying to talk with you in His marvelous simple ways. Cuma, are you listening to His voice? Dan stop membiarkan diri sendiri untuk ditiup angin-angin yang bikin masuk angin dan nggak enak badan.

*currently listening to More Than Enough - Jpcc worship*


This entry was posted in

09 August 2015

Role as a Church.

As a church, what's in your mind ketika melihat ribuan anak-anak muda di satu tempat besar?

Sometimes somehow, pas gwe lagi ada di kerumunan anak-anak muda di satu event, misalnya konser Hillsong atau Planetshakers gitu, pengen banget rasanya ada yang kotbah dan bilang 'kalian nggak boleh lagi ngerokok, nggak boleh lagi freesex, nggak boleh lagi mabok-mabokan karena your body is God's temple.' But you know what, beberapa waktu lalu pas lagi ngobrol sama temen gwe about LGBT, hypergrace (doktrin yang percaya keselamatan nggak bisa hilang, no matter what), dan issue-issue yang lagi hot-hotnya di gereja-gereja, we realized that somehow church's role is not to teach what is right and what is wrong.

Seringkali sebagai gereja kita hobi buat ngajarin apa yang salah apa yang bener. Mendidik jemaat untuk ikut doktrin ini, ikutin pemahaman yang ini, udah pokoknya ngikut aja ngerti nggak ngerti. Gereja hobi banget kekeuh buat suruh jemaat ikutin mana yang 'bener', dan buang jauh-jauh mana yang 'salah.' I'm not saying ini nggak tepat. But somehow yang tiba-tiba popped up in my heart, 

The main role of a church is to bring God's Presence to the room so people can experience personal encounter with God.

Percuma pendeta teriak-teriak di atas mimbar bilang kalau selingkuh itu dosa. Freesex itu dosa and so on. Yaa mungkin jemaat bakalan cuma merasa tertohok sesaat, tobat selama seminggu terus minggu depannya ngulangin hal yang sama. Itupun kalau jemaatnya yang agak 'bener', atau lebih parah sekalinya pendeta kotbah gitu, jemaatnya sakit hati dan nggak balik lagi ke gereja. Again, i'm not against that kind of sermon.

Tapi this what God reminds me, perannya gereja, perannya kita adalah untuk bawa hadirat Tuhan, being God's presence jadi Tuhan sendiri yang touch each person dan BOOOM! Repentance happens. Kadang kita terlalu fokus sama technically things and put aside the spiritual things. 

Percuma kita fokus sama doktrin ini itu, teori ini itu, teknik ini itu, program ini itu kalau kita gagal bawa hadirat Tuhan ke sekitar kita. Jemaat atau orang-orang nggak akan experience turning point kalau mereka gak ketemu langsung dan ngalamin Tuhan secara personal. This post is just a reminder for myself. Percuma kita berusaha kasih tahu seseorang mana salah mana bener kalau kita gagal jadi His Presence carrier. 

And as I write this post, this verse came to my mind,

"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya." (Mazmur 24:3-4a)

Kalau kita aja masih belom bersih tangannya dan murni hatinya, how can kita berharap orang-orang sekitar kita bisa ketemu Tuhan dan ngalamin Tuhan while kita gagal jadi His Presence carrier. Mostly people see what can be seen before they believe on the unseen. They see us as cerminannya Tuhan. 

'Orang Kristen kok kayak gitu?' kalau kita masih diginiin sama orang-orang sekitar. Buru-buru deh kita yang bertobat sebelum tanpa sadar keep people away from God Himself. So whoever you are, a worship leader, a singer, an event coordinator, a musician, atau belom pelayanan but you are a Christian. Remember that our main role is not teach people what should they do, but to be a God's Presence carrier. Because when there's His Presence, there's healing, there's repentance, there's miracle.


*currently listening to Covered - Planetshakers


Tentang kesepian.

Believe it or not, gwe dulu orang yang gampang banget merasa kesepian. Sekitar pas gwe masih SMA, gwe bisa yang malem-malem felt so alone and lonely dan gwe cuma bisa nangis gak jelas, atau cari temen msn-an (dulu zaman msn sish) dan kalau nggak ada, gilee bisa super lonely banget.

Weird, tho?

Tapi ternyata gejala ini dialamin sama hampir semua anak muda. Beberapa temen sempet cerita ke gwe dan yang gwe tangkep, they feel lonely somehow. Even yang keliatan dari luar super happy dan jadi 'badut' temen-temennya. They too feel lonely. Tadi temen gwe cerita ada anak temen bokapnya yang bunuh diri. Padahal dari tampilan luarnya, he seems okay dan ceria. Miris. Yep.

Praise God gwe sekarang udah gak kayak gwe yang dulu. Gwe nggak lagi mewek di tengah malem karena merasa kesepian dan gak punya temen, sok-sok merasa gak ada yang peduli sama gwe. One thing I realize, manusia memang diciptain dengan satu kekosongan yang emank cuma bisa diisi sama kasihnya Tuhan. 

Makanya banyak orang yang punya harta berlimpah then decided to end their life dengan cara bunuh diri. Banyak artis populer yang meninggal karena bunuh diri dan drugs karena merasa lonely. Seceria apapun orang itu keliatannya, seberlimpah apapun hartanya, semewah apapun hidupnya, if they don't have Jesus in their life, they will experience that loneliness. 

Gwe yang lahir dari keluarga Kristen dan sekolah minggu dari sebelum gwe bisa ngomong aja dulu masih kelilit rasa kesepian. Apalagi for those yang belom kenal Tuhan. But the point is, bukan masalah loe kenal Tuhan apa enggak. More than that, do we really believe in Him and put Christ in our heart?

Enggak, Tuhan nggak egois buat nyiptain manusia buat nggak bisa hidup tanpa Dia. Tapi sama seperti handphone yang secanggih apapun tetep butuh listrik buat nge-cas, manusia juga gitu. 'Sehebat' apapun, tetep butuh SADAR dan connect sama kasih Tuhan buat tetep hidup. Apa berarti si Steve Jobs egois karena bikin handphone yang harus di-cas? Nope. Emank dasarnya kayak gitu, everything needs something buat 'menghidupinya'. Gak bisa cuy hidup sendiri begitu aja. Pohon butuh matahari, printer butuh tinta, mobil butuh bensin dan indomie butuh telor (heheee), but you get the point, didn't you?

Semua butuh bergantung akan sesuatu. Dan manusia, butuh bergantung sama sumbernya, Kasih Tuhan. Tanpa sadar kalau kita sesungguhnya dikelilingi kasih Tuhan, kita mati cuy. Entah mati beneran karena depresi, atau mati rohani. Sekarang gwe udah sadar kalau gwe butuh kasih Tuhan. That's why sekarang tiap kali the melancholy feelings come, gwe langsung cari kasih Tuhan. Btw, bukan berarti kasih Tuhan itu adanya mati-nyala loh, cuma manusia-nya aja yang harus sadar.

Gimana buat gwe sadar kasih Tuhan? The simplest thing I do adalah dengan pasang lagu rohani dan nyalain aja berulang-ulang. Kadang ada lagu-lagu yang kayaknya nyangkut di hati dan otak gwe, then gwe cuma dengerin lagu itu berulang-ulang. Atau, dengerin sermon, baca buku rohani dan yang paling penting, baca Alkitab.

Those simple things yang bisa bikin kita inget lagi kalau kita dikelilingi kasih Tuhan dan percaya deh. Secara bertahap those feeling of loneliness disappear. Sama kayak hape kalau lagi low-bat dan di charge. 

So each time, we feel lonely and alone, mungkin itu tandanya kita lagi low-bat dan butuh di-charge lagi. Don't run away, jangan cari penghilang rasa kesepian di tempat yang nggak tepat. If you feel lonely, jangan cari di tempat clubbing, jangan cari di drugs dealer, jangan juga ngebet punya pacar dengan pemikiran kalau punya pacar nggak bakal merasa kesepian karena ada yang temenin mulu. Run to the Source of Love itself. Punya pacar atau enggak, nggak menentukan loe kesepian atau nggak. Trust me (eyaa kayak punya pacar aja). Really, run to Him. Gak tau gimana caranya? Through those simple ways. Dengerin lagu rohani, muji nyembah. Baca Alkitab, baca buku rohani, dengerin sermon, dateng ke gereja. And somehow, loneliness is a siren that God misses you so much and He longs to have your attention back to Him.



*currently listening to Like A Fire-Planetshakers*

12 July 2015

Irony of Acceptance

Few weeks ago, ada satu kabar yang menggemparkan dunia. Yes, pelegalan gay 'right.' Diperbolehkan pernikahan sesama jenis yang memicu pro dan kontra. I won't talk about this topic in details karena for me, I'm on the contra side to the things yet I still love the people (cause i have some gay friends) but I love them enough to tell them that........ that's not excusable. Well, yang mau gwe omongin di sini adalah, people try so hard to be accepted. Dengan adanya hukum yang melegalkan itu, 'mereka' merasa diterima dan diperlakukan 'adil'.

Then I realized how important the feeling of being accepted. Diterima, diperlakukan adil, dianggap. These are the most essential thing for many people, I assume. Then most of people try so hard to fit in, we try so hard to fit in. We try so hard to feel accepted, we try so hard to receive approval from people.

We dress up, we make up, we post instagram-able pict on Instagram, we post many 'cool' moments on Path, we hang out to the fancy cafe, we use high-tec gadgets, and so many things we do actually in the pursue of accepted. Ketika kita merasa nggak diterima, merasa diperlakukan nggak adil, merasa dicuekin, we upset. We disappointed, we hurt. 

Ironisnya, kita mencari penerimaan di dunia yang sementara. Oke, tahun ini kita pake iPhone 5 dan kita 'diterima' oleh society. 5 tahun kedepan, we have to change (again) in order to be accepted. Kita berlomba dengan perubahan yang ada untuk bisa diterima. Sedihnya, kita salah cari penerimaan. While in fact, we have already accepted by the One who created the earth. So why on earth we try to be accepted in the eyes of people?

Kenapa kita harus ngelakuin banyak hal untuk bisa fit in dan diterima ketika kita udah jaaaauh diterima apa adanya sama Tuhan and we were born to set apart, live sacred life, not to fit in. 

"Kok lo mau sama dia?
"Karena dia nerima gwe apa adanya?"
"What? Dia maksa lo buat kurus, dia maksa lo buat make up kalau lagi pergi sama temen-temennya, dia maksa lo buat pake high heels, itu yang lo maksud 'dia nerima gwe apa adanya'?

"Ma, aku pengen iPhone.."
"Buat apa dek? Kamu kan udah ada hape.."
"Tapi kurang canggih ma, temen-temen aku semua pakenya iPhone.."

Pernah ngalamin atau denger kisah sejenis ini? Dengan alibi 'nerima gwe apa adanya,' then kita iya aja sama apa yang terjadi, apa yang kita alamin even kalau itu sebenarnya buruk. Kita ngebet ikutan pake gadget paling hits tapi mahal cuma karena 'semuanya juga pake.'

Gwe geregetan menyadari kalau ternyata kebanyakan masalah yang menyangkut tentang perasaan dan ke-humanity-an itu berasal dari keinginan dan kehausan untuk diterima.

Serius deh, padahal kita udah diterima seada-adanya dan seapa-adanya sama Tuhan. Instead of seeking of human's approval yang syaratnya aneh-aneh dan suka berganti sesuka zaman. Mendingan ikutin terms and conditionnya Tuhan aja yang selalu sama setiap waktu. 

That term and condition tells us that we are accepted always, we are worth and precious in God's eyes and nothing can define our worth unless our Creator Himself. :)

Just believe.

"God, if you are with me, why I experienced this pain?"
"If You guard me all the time, why I suffer?"
"God, if you do love me.. why You let those things happen?"
 .....
 "Kid.. Don't you think I always be with Joseph?"

The LORD was with Joseph so that he prospered, 
and he lived in the house of his Egyptian master. -Genesis 39:2

".. yet Joseph still experienced the suffering. Moments when he were abandoned by his brothers. When he was in the prison, when he was a slave to Egyptian master. Yes, I was with Joseph all those time."
......

"Why? Why if You are with me, I still experienced the pain, the lost, the suffering?"
......
"Because I want to teach you things. Happiness and easy things are not the only proof that I am with you. In those unhappy moments, I want to tell you that I still be with you. That's how you learn, that's how you grow."

In the same way I will not cause pain
without allowing something new to be born,” says the Lord. -Isaiah 66:9 (NCV)

"Just believe.. That everything happens for a reason and all things work together for your goodnes, kid."

*dalam rangka pembelajaran pasca kehilangan iPhone karena dicopet di kopaja :")  

04 May 2015

Not by might nor by your power

So tonight, I've been reminded about simple things that I might have forgotten.

So he said to me, "This is the word of the LORD to Zerubbabel: 'Not by might nor by power, but by my Spirit,' says the LORD Almighty. -Zechariah 4:6

Today, in my writing ministry, I've been assigned to write something that beyond my understanding and my knowledge. I have to write about marriage. Yeah I know, single people like me have to write those kind of topic. That's exactly how I felt and I said to my senior that I'm not capable enough to write such thing as that.

Instead of telling me, 'of course you can..' like I thought she would tell me, she said another thing.. 

'You are not capable, that's for sure. Gak ada satu dari kita pun yg punya capability enough buat membahas Firman Tuhan, secara kita semua hidup juga gak ada yg perfect. Justru didalam ketidakmampuanmulah kamu gak bisa depend on kecerdasan kamu sendiri .. gak bisa membanggakan diri dan berkata "Ini GW loh yang nulis! GUE punya kemampuan!". Dalam ketidakmampuanmu, Nama Tuhan dimuliakan'

I was kinda surprised yet so gently reminded by her reply. 

Working as a writer for more than 1.5 years somehow assures me that I can write. It somehow gives me judgement that I, finally, able to do something, Write. And maybe, without I realize, writing is something I can usually do without much help from others. And maybe somehow, in my writing things (which now I'm doing 2 freelances and 1 fix assignment and 1 ministry), I forgot that I can do nothing without Him. 

Doing things as habit can cause us to forget who actually work behind us. 
It is Christ who works through you that enable you to do things, greatly. 
If these days lately, you have forgotten that all things come from Him and to Him alone, 
If these days lately, you think you can take a good photo because you are a photographer,
you think you can dance because you are a dancer,
you think you can sing because you are a singer,
you think you can buy many things because you are rich,
you think you can be (even) a worship leader because you are great.

Nope, you are wrong.
You and I can do such thing as that just because of His power, His grace and His spirit.

So, why don't you and me take a moment to simply thank God for all things He has given to you and me. Talent, richness, friends, families, good looking face, and ALL things, comes from Him. Let use those things for His glory, only.

Goodnight!
 
This entry was posted in

30 April 2015

Tentang hati (yang tersakiti)

These days i'm facing lots of broken hearted people, i see many relationships broke up and leave me wondering what is actually happening with people nowadays.

Semalam out of topic, saya nyeletuk 'lo masih kan sama cewek lo?' ke seorang teman yang sudah lama tidak saya jumpai dan kita termasuk teman main yang cukup dekat. Dan keheningan dia dalam 3 detik sebelum menjawab apa-apa sudah menjawab semuanya. Saya langsung menarik kursi, mengurungkan niat untuk pulang walaupun sudah pukul 9 malam dan langsung menginterogasinya.

Singkat cerita hubungan yang dia dan (mantan) pacarnya selama bertahun-tahun kandas, karena pacarnya, selingkuh. Dalam hati, saya menarik nafas panjang karena ini adalah cerita perselingkuhan kedua yang saya dengar dalam bulan ini. Teman saya bercerita panjang dan lebar dan saya hanya bisa ternganga lebar sambil berkata 'lo sih gila.. gilaa..' Bukan gila dalam artian negatif, tapi saya sungguh terperangah akan bagaimana dia berespon, bagaimana cinta sungguh-sungguh ada, bagaimana seseorang yang telah disakiti, telah 'dimanfaatkan' selama ini, masih peduli dan perhatian kepada si (mantan) pacar yang setelah 'ketahuan' berselingkuh, masih minta tolong ini dan itu, dan teman saya masih meladeninya. 'Lo sih gila, udah diginiin lo masih begitu baik..' saya dan teman saya yang lain berulang kali berkata seperti itu ke dia. Dia terdiam, hanya bisa tersenyum tipis. Dan tiba-tiba saya teringat satu ayat, 'Love covers all sins.' Saya pikir selama ini itu hanyalah sebuah kata kerja dan kata sifat yang dimiliki oleh Tuhan Yesus seorang, tidak ada di manusia.

Teman saya yang baru patah hati ini semalam memberikan begitu banyak insight baru tentang sebuah hubungan yang sejati. Hubungan yang sejati harus dilandasi dua orang yang punya kesepakatan untuk berjalan bersama menuju satu visi. Kalau visinya sudah berbeda, jangan harap sebuah hubungan akan mulus. Hubungan yang sejati harus dilandasi kesetiaan, ketika yang satu jatuh, yang satu harus setia mendampingi, bukannya meninggalkan dan mencari kesenangan di orang lain.

Dia sempat bercerita singkat ketika ia bersama (mantan) pacarnya itu, godaan untuk berselingkuh pun tetap ada dan pernah ada satu kesempatan itu datang, dan dia langsung menutup matanya dan kembali ke jalan yang benar. Dia bilang, 'pas waktu godaan selingkuh itu datang, gwe langsung inget (mantan) pacar gwe ini, kenapa waktu itu gwe mau sama (mantan) pacar gwe ini dan gwe udah berkomitmen sama dia.'

It left me nganga untuk keberapa kalinya. Gila, cowok kayak gini so limited. Dan gwe iseng nanya, 'Did you regret it? Setelah sekarang lo diselingkuhin, lo nyesel dulu lo gak selingkuh?' dan dia jawab dengan tegas, 'nope.' yang bikin gwe lagi-lagi nganga sambil applause.

Bukan berarti gwe nyuruh orang selingkuh sebelum diselingkuhin, tapi beberapa waktu lalu temen saya yang lain juga cerita bagaimana ia diselingkuhin dan ia mengaku menyesal kenapa selama ini ia sangat menjaga hubungannya dengan nggak lirik sana-sini padahal ketika ia pacaran, masih banyak pria yang mendekatinya. She regrets that she was so faithful to her ex. Berbeda dengan si teman saya itu, teman saya yang ini tidak menyesal pernah setia.

Yeah, sekarang dia sedang belajar untuk move on, sedang belajar untuk tidak lagi peduli, sedang belajar untuk menyembuhkan hatinya. Dan semalam saya belajar sangat banyak tentang yang namanya cinta, dan sebuah hubungan.

Saya belajar bahwa cinta yang sejati sesungguhnya masih ada.
Saya belajar bahwa 'love covers all sins' ternyata bukan hanya sifat Tuhan Yesus, tapi kita juga harus memilikinya.
Saya belajar bahwa tidak semua orang yang disakiti akan membalas untuk menyakiti.
Saya belajar bahwa tidak semua pria itu, playboy dan apa yang orang bilang, brengsek.
Saya belajar bahwa kesetiaan itu bukan hanya tercermin diluar, tapi harus menjadi prinsip di dalam hati.
Saya belajar bahwa dalam sebuah hubungan, perhatian dan kasih sayang itu gampang diobral, tapi ketika dia mengeluarkan materinya untuk kamu, itu berarti dia serius. (teman saya ini mengeluarkan puluhan juta lebih untuk membiayai (mantan) pacarnya ini)
Saya belajar bahwa tidak semua hubungan berhasil, tapi ketika gagal pun, jangan pernah berhenti untuk mencari yang terbaik. Jangan trauma, jangan tawar hati.
Saya belajar bahwa kesetiaan tidak akan pernah sia-sia, jangan menyesal ketika kamu pernah setia dan disakiti. Akan ada masanya kesetiaan itu berubah menjadi sesuatu yang berakhir indah.
Saya belajar bahwa mungkin ini rencana si jahat untuk membuat kasih semakin dingin, untuk membuat orang tidak lagi percaya cinta dan menyalahgunakannya untuk kesenangan semata.

Di akhir pembicaraan kami semalam,. saya dan teman saya yang lain nyeletuk ke the broken heart guy ini, 'abis ini jangan jadi cowok brengsek ya! jangan jadi gay juga!' dan kami semua tertawa terbahak-bahak dan saya hanya menepuk punggungnya, memberi semangat in boys style. :"D

16 April 2015

Empathy.

Keluar dari kerjaan yang cuma 5 menit dari rumah dan berganti jadi 2 sampai 2.5 jam setiap harinya ke kantor memang bukan hal yang hm, menyenangkan dan menenangkan. But somehow, it becomes a life course. Ketika loe harus menempuh perjalanan yang super panjang dari Karawaci ke Kuningan dan sebaliknya, you'll meet a lot of things yang bisa dijadikan hm, pelajaran hidup.

Kemarin pagi, pas gwe lagi naik 66. Seperti biasa ada pengamen, banyak tepatnya, yang gantian masuk ke bus buat mencari sesuap nasi dan sepuntung rokok. Kali ini, bapak-bapak yang main harmonika. Gwe beberapa kali liat doi dan gwe berpikir untuk ngasih duit apa engga since giving money to pengamen being a controversy thing. Setelah beberapa detik, akhirnya gwe keluarin gopek-an dan gwe kasih ke dia.

Pas pulang, again gwe naik 66. Pas lagi macet, tiba-tiba supirnya teriak ke si kenek, 'woy kasih goceng nih ke dia!' kira-kira si pak supir teriak kayak gitu ke keneknya dengan suara super kenceng yang bikin penasaran, mau kasih ke siapa sih nih supir? Terus gwe dan beberapa penumpang (kepo) lainnya ngintip ke luar bus, penasaran siapa yang bakal 'beruntung' dapet gocengnya.

Dan ternyata lewat bapak-bapak kinda tua, bawa kayak dorongan yang ditidurin sama anaknya (karena gwe ngintip jadi rada gak jelas kondisi mereka), but one thing for sure, gile si supir ini suruh ngasih goceng dengan gak mikir sama sekali, while me, mau ngasih gopek aja pake mikir dulu 'ini bapaknya kalau dikasih malah jadi makin kebiasaan gak sih...'

Semalem gwe liat gambar yang cukup menarik di path, 'saya memberi bukan berarti saya kaya, tapi saya tahu rasanya saat tidak punya.'

Hm, maybe we should develop that kind of, most humanity trait, empathy.


07 April 2015

The pattern of lie

The biggest depression is when I can't feel God's presence
The biggest lie is, satan telling me that happen because He doesn't love me
The biggest weapon of satan is making me so lazy to read the Bible and the Truth in it,
because,
It's the only way I can resist the temptation and back to His presence

See the pattern?

Beberapa waktu lalu di kebaktian, ada seorang pendeta yang berkotbah tentang Sabbath, most Christian people here apalagi yang dalam naungan GBI, :p we all know kita lagi memasuki tahun Sabbath, tahun dimana kita harus rest sama Tuhan, cuma ngandelin Tuhan. But you know what, tahun Sabbath itu juga tahun peperangan rohani, pendeta itu ngingetin gitu.

Dia kasih tau gimana waktu Yesus berpuasa ke padang gurun, Dia kesana untuk cuma cari Tuhan dan ngandelin Tuhan, waktu itu Yesus gak ngapa-ngapain selain cari Tuhan dan hal itu disebut juga sebagai Sabbath. Dan tahu apa yang terjadi, iblis dateng buat nyobain dan godain Yesus. Inget apa yang Yesus lakuin buat ngusir? Dia ngusir pake ayat-ayat Firman dan akhirnya iblis nyerah dan pergi.

Belakangan ini saya sedang merasa sering digodain iblis dalam banyak hal, emosi, pikiran, perasaan, semua digodok buat dibawa jauh sama Tuhan. Dan secara fisik, jadi mallleeees banget baca Alkitab. You know that~ Kalau lagi 'jauh' dari Tuhan, pengennya ngejauh juga dari Alkitab, gereja, dan lain sebagainya kan. Dan *jleb*, all these make sense. Melalui pendeta itu gwe diingetin satu pola cara kerjanya iblis yang gampang banget bikin kita tumbang. 

Pertama bikin kita merasa kesel, emosi, kecewa dan depresi sama Tuhan, terus si jelek itu bilang kalau that happen because Tuhan gak peduli sama kita, kita kebanyakan dosa or whatever terus kita jadi males baca kebenaran dan voila~ kita makin jauhhh jauhhh jauhhh dari Tuhan. 

While sebenernya yang kita butuhin adalah whatever the situation is, keep pursuing God. Kayak Yesus pas di padang gurun dan puasa, Dia super kelaperan dan iblis ngegoda dengan suruh ubah batu jadi roti. mungkin saat itu pake tambahan 'Tuh, Bapa gak peduli sama lu Sus, sana bikin roti aja sendiri, kan lu jago bikin mukjizat' Bayangin kalau saat itu Yesus jadi super melankolis trus galau 'iya ya, buktinya gwe dibiarin lama gini dan kelaperan' trus Dia ngubah batu jadi roti. Duh~ gak kebayang ada dimana kita saat ini.

Tapi engga, Yesus keep on the track, tetep gak peduli sama ocehan si iblis dan bahkan dilawan pake Firman Tuhan. Bayangin kalau waktu kita digodain iblis, kita gak punya senjata buat lawan mereka, alias gak punya Firman Tuhan di hati kita, ya wassalam~

So, i'm not saying i'm the best in this kind of thing. Tapi yuk sama-sama juga balik sama Tuhan wherever we are now. Alkitab di samping ranjang yang udah berbulan-bulan gak disentuh, yuk mari malem ini coba dibaca. I think God long to speak to you tonight. 

For God so in love with you that He gave His beloved only Son to redeem you, who TRUST in Him. So you no longer be a slave of sin, no longer slave of fear but a child of the Most High and you will love with Him, forever and ever. (John 3:16 My Version :p)

Happy Passover!

02 April 2015

#lifeupdate

So here I am, took a major decision in my career path, brace myself to leave all my comfortability behind. Crazy best colleagues, 5-minutes-only distance from my house to office, supportive ambience of working place. Sometimes thoughts coming in whether it is a right choice or what, but hey, Einstein once said 'a ship is always safe at shore, but it is not what its built for'. So here I am, ready to face the raging sea of this exciting new journey (and traffic). Ganbatte ne! -@msteeteen

Iya, ceritanya beberapa waktu lalu saya mengambil langkah yang cukup tangguh dan besar untuk pindah kerja, dari kantoran yang cuma beda 5 menit dari rumah, masuk jam 8, saya bangun jam 7.30 keluar dari rumah jam 7.50. Sekarang saya harus bangun jam 5 pagi dan jam 6 pagi udah nangkring di bus menuju Kuningan :")

Meninggalkan comfort zone itu bener-bener susah cyin. Baru seminggu di tempat baru ini, udah kebayang-bayang betapa enaknya di kantor yang lama, betapa asiknya temen-temen yang dulu, betapa gak harus sesusah ini. Tapi apa daya if your deepest heart knows you have to leave all the comfortability behind in order to let God do more amazing things in you and through you. 

Jadi, disinilah saya sekarang, just enjoy everything and looking forward to what God will do. Semangat!


This entry was posted in

17 March 2015

24/7 friendzoned.

Ada teman yang bisanya diajak senang-senang saja, ada teman yang will always be there when you have tough times. Kadang mereka bukan orang yang sama, dan tak apa. Do not demanding and comparing. Enjoy and cherish the moments.

Semalam saya randomly posted in my path yang ternyata dapat respon yang kocak, beberapa sangat setuju, ada juga yang lagi berpikir hal yang sama. 
Pikiran tersebut tercuat di benak saya setelah saya menghabiskan malam saya bersama dua orang teman saya yang sudah lama sekali kami tidak bersua. Tapi malam itu, saya dan salah satu diantaranya malah saling curhat sambil bertetesan air mata, padahal kami lama tidak berjumpa dan ngobrol. We end up saling mengencourage satu sama lain, mendukung satu sama lain.

Saya sudah lama jarang berkoneksi dengan teman-teman yang beberapa waktu lalu ada di inner circle saya, belakangan saya asik bercanda tawa dengan teman-teman dari lingkungan yang lain. Kemarin saya menyadari bahwa, kadang teman untuk bersenang-senang berbeda dengan teman untuk berurai air mata, dan itu tidak apa-apa.

Banyak orang yang menuntut, kenapa si A hanya ada di saat saya senang-senang dan tidak ada di saat saya sedih? Tanpa sadar ia melupakan si B yang selalu ada di saat ia sedih tapi dilupakan karena ketika ia senang-senang, ia hanya mengajak si A. Apakah itu membuat si A disebut teman, dan si B bukan teman, atau sebaliknya?

Sewaktu saya SMA dulu, saya punya satu orang teman dimana saya akan selalu duduk di samping dia kalau saya bete. Tidak banyak yang kami lakukan, saya hanya merasa nyaman di dekat dia kalau saya sedang sedih dan bete. Dia tidak pernah marah-marah dan bilang 'koq luu cuma pas sedih doank dateng ke gwe?', dia tidak pernah bilang begitu. Ketika saya sedang ingin tertawa terbahak-bahak, saya jarang datang ke dia, karena dia pendiam. Tapi itu tidak membuat pertemanan kami renggang, we just enjoy and cherish the moment.

Menurut saya, orang-orang sekarang terlalu menuntut ini dan itu, menuntut yang namanya 'teman' harus ada 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Broh, please. Untuk kalian yang merasa didatangi hanya ketika 'teman' kalian sedih dan punya masalah, anggap saja itu sebagai keuntungan dan pujian, berarti secara tidak sadar kalian memiliki gift untuk menenangkan mereka. Untuk kalian yang merasa ditemani hanya ketika happy-happy dan 'teman' kalian itu tidak ada di saat kalian sedih, coba buka mata lebih lebar, pasti ada segelintir orang yang sebenarnya selalu menawarkan bantuan di saat kamu sedih, tapi pandangan kamu selalu terfokus dengan orang-orang lain.
Sadarilah bahwa kadang, mereka orang yang berbeda. Ada teman yang 'tugasnya' hanya membawa keceriaan di hidup kamu, ada teman yang 'tugasnya' menenangkan ketika kamu sedih, semuanya teman. Just enjoy, cherish every moment. Bersyukurlah masih punya teman di musim-musim tersebut, and remember to not take them for granted

12 March 2015

Wonderfully complex

"Loe lagi kenapa sih emanknya?" tanya Marsya langsung tanpa basa-basi kepada sahabatnya itu ketika mereka janjian bertemu di sebuah cafe setelah sekian lama tidak bersua.
"Emanknya kenapa?" 
"You look, weary... Your posting di sosmed, i know you're not okay.."
"Hm, you know me so well. Hm, well... I even don't know what happen to me." Keyla menghela nafas panjang, menyeruput hot chocolate yang ada di depannya, sambil memandang ke sekeliling cafe yang pagi ini masih sepi. 

"Kadang gwe berpikir, i'm not worth loving. When someone loves me so much, my human desire is to run away, to unconsciously hurt him by doubting his love." lanjutnya.
"Why?"
"I don't know. To test him if he really means everything he said?"
"And have you found the answer? He loves you so much, doesn't he?"
"Hm.. ya."

"Hati-hati, jangan terus berlari karena tahu akan dikejar. Jangan membiarkan keragu-raguan menguasai hati dan pikiran elo padahal elo tau the truth. The truth that, he loves you so much with all his heart. He is willing to give the best for you. He doesn't care what you did, he doesn't care how much you have wronged, he never blames you, he never records your mistake. He loves you so much Key.. What makes you doubt him?
".... i don't know. Because his love too perfect for me. It's nonsense. Because somehow i feel, unworthy, unloving."
"That's only in your mind. Your mind is the enemy of his love, because his love is simply illogical." 
".. gitu ya?"

Marsya tersenyum lembut. Sembari memakan hazelnut cookies yang ia pesan di cafe, ia memeluk sahabatnya itu, membiarkan tetesan air mata Keyla menetes di blouse pink yang ia kenakan. 

"Jadi sekarang, jangan lari lagi ya. Don't doubt, just believe. We all once were unworthy and unloving yet now we are worth loving. Believe in his love, despite all your doubt, your weakness, you imperfectness, he loves you so much Key"

05 March 2015

Tentang perpisahan.

Salah seorang teman sempat mengutarakan pendapatnya mengenai sesuatu hal yang menurut saya, pasti akan terjadi. 'Gwe gak percaya perpisahan.. hanya musim yang berganti :) Jadi jangan terlalu galau, kalau gak ingin berpisah ya jangan ucapkan selamat tinggal..' Terdengar bijak? Tidak menurut saya. 

Saya seorang yang, hm, melankolis enough untuk mengakui bahwa setiap pertemuan tercipta sepasang dengan perpisahan. Menurut saya, orang yang tidak percaya atau tidak mau percaya tentang perpisahan hanyalah orang yang tidak berani mengakui bahwa perpisahan itu ada, dan memang menyakitkan. Semakin mendeny, semakin terasa pedihnya berpisah. hah~

Ceritanya, saya sudah terlalu nyaman mungkin di kantor saya yang sekarang, pertemanan yang gila, lingkungan kerja yang kondusif dan dua diantara kami beberapa waktu lalu resign untuk alasan mereka masing-masing. Dan saya pun ternyata akan menyusul mereka untuk resign dan akhir bulan nanti pindah ke kantor baru, pertemanan yang baru, lingkungan yang baru. Bersama mereka tidak ada hari tanpa tawa, membayangkan perpisahan ada di depan mata, rasanya... sedih.

Belum lagi keputusan saya beberapa waktu lalu untuk sabbath dari pelayanan membuat saya merasa..... left behind dari pergaulan dan persaudaraan yang terjalin di komunitas itu sementara saya semakin berjarak dengan mereka. Ya, mungkin hanya perasaan saja. Tapi, sedikit banyak mempengaruhi pikiran dan hati.

Lalu semalam, out of nowhere tiba-tiba saya terlibat pembicaraan cukup dalam dengan seseorang dan saya sedikit curhat tentang apa yang terlintas di benak saya, tentang perpisahan dan rasa sendiri.

'People come and go, the one who cares will stay..'
'But, it's just depressing somehow when the circumstances try to convince you that there's no one who stays..'
'I stay, whenever you need me, you will find me..'
'Hidup kita masih muda, masih panjang untuk melihat dunia, kamu harus ngerti kadang kita harus berjuang untuk diri kita sendiri. Jangan takut melangkah kemanapun, jangan takut kehilangan siapapun. You are created to be great..' lanjutnya.

Saya tertegun sejenak, sedikit berkaca-kaca (blame on the pms syndrome). Sendiri itu memang tidak enak, meninggalkan zona aman memang tidak nyaman. Namun jika kamu bertahan hanya karena rasa takut untuk mencoba dunia luar, bukankah sayang untuk menghabiskan waktu hanya di kubangan yang sama. Pada satu waktu, memang kita akan merasa sendirian dan kesepian, tapi justru ketika kita berhasil melewati masa-masa itu dengan baik-baik saja, disanalah kita akan menyadari bahwa, we're growing stronger :")

Ah, dan satu lagi. Ketika kamu sedang merasa sendiri, kadang sebenarnya kamu tidak benar-benar sendiri. Ada sosok diluar sana yang ternyata diam-diam memperhatikan gerak-gerikmu, mendoakan bahwa kamu baik-baik saja dan dengan setia akan tetap ada disana saat kamu (akhirnya) mencari seseorang untuk melepas kepenatan (hati).

09 February 2015

Taat saja.

Giving up on what most precious things in your heart never be easy, rasanya hancur hati super sangat. Dua hari lalu saya baru memutuskan untuk menyerahkan apa yang saya kasihi dan berharga dalam hidup saya. Intinya, karena satu dan lain hal saya memilih untuk sabbath sejenak dalam pelayanan.

Jumat Sabtu lalu, saya ikut Youth Leaders Camp dan sekaligus ngomong sama my leaders about my decision ini. Sedihnya gak karuan, nangisnya berliter-liter. Karena dua hari bersama mereka ini membuat gwe menyadari betapa gwe sayang sama komunitas ini, betapa gwe sayang sama orang-orangnya, betapa gwe bersyukur gwe pernah ketemu dan 'terjerat' di dalamnya. Hancur, banget. Bayangin harus menyerahkan sesuatu yang sangat berharga dan tentu melankolis gwe keluar, 'when will i meet them again?' karena tentu dengan gwe sabbath melayani, waktu ketemuan pun akan sangat berkurang.

Di saat lagi hancur hati, pas lagi devotion rame-rame Sabtu pagi, tiba-tiba gwe kayak diingetin tentang satu kisah, kisah Abraham menyerahkan Ishak untuk dikorbankan ke Tuhan. Ever imagined how Abraham felt that day? Ishak yang dia tunggu-tunggu sekian lama, yang sangat dia kasihi harus diserahin ke Tuhan, bukan karena maunya Abraham, tapi maunya Tuhan. Tiba-tiba gwe merasa sedang ada di posisi Abraham, harus menyerahkan apa yang berharga dalam hidup gwe. Sama kayak Abraham saat itu, gwe gak ngerti kenapa Tuhan biarin obstacles keep coming 'til i have to deal with this. Tapi the only thing required adalah cuma satu, obedience

Saat itu Abraham memilih untuk taat aja, meski dia gak ngerti, meski dia bingung kenapa Tuhan yang janjiin Ishak buat dia, eh Tuhan sendiri yang minta Ishak dari dia. Sama seperti Abraham, saat ini gwe akhirnya memilih untuk, yauda taat aja. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil :")

Tapi lihat ending-nya Abraham, pas dia taat sama Tuhan, Tuhan gak jadi suruh Abraham bunuh Ishak, sepersekian detik munculah jawaban dan Tuhan suruh stop karena Tuhan udah liat bukti ketaatan Abraham. Dan mungkin sama seperti kisah Abraham, gwe bakal melihat secercah jawaban itu. Kalau Abraham butuh sepersekian detik, mungkin waktu gwe jauh lebih beda, mungkin takes weeks, months, or idk, years. Tapi one thing for sure, apa yang saat ini gwe gak ngerti, one day gwe bakal ngerti the reason behind it.

If the similar thing goes to you, kalau somehow elo juga kayak disuruh giving up your precious things, sudahlah, taat saja... meski rasanya dunia hancur di depan mata. Fyi, selama 2 hari kemarin gwe nangis macam orang diputusin, melankolis tingkat akut gwe keluar, udah bodo amat diliatin sama cowok-cowok dan langsung di cap cengeng sama pengerja-pengerja yang baru, udah bodooo amat :"D Meski rasanya lo gak ngerti kenapa, sudahlah...... taat saja. 

*currently listening to God i look to You by Bethel Church*
This entry was posted in

06 February 2015

All about us

Di chapel staff pagi ini, cici supervisor gwe sedikit berbicara tentang.. Why God hates sins?


Karena dosa membuat manusia kabur dari Tuhan dan gak berani nyamperin Dia. Dosa Adam dan Hawa gak taat tentang pohon itu membuat Adam dan Hawa ngumpet pas Tuhan manggil mereka. 

It happens a lot to me, pas gwe bikin dosa, pasti gwe jadi mau lari jauh dari Tuhan, ngumpet jauh-jauh karena secara gak sadar gwe berasumsi kalau..... Tuhan udah gak sayang lagi sama gwe karena gwe bikin dosa. It happened beberapa waktu lalu saat gwe (lagi lagi lagi) jatuh dalam dosa, dan gwe kabur ke balkon rumah gwe, di pojokan yang gelap dan habis ujan gwe cuma ngumpet dan mewek because i feel unloved.

Dan tadi pagi cici boss gwe itu bilang tentang ini.... Tuhan benci dosa, karena dosa bikin anak-anakNya gak berani dateng sama Dia. Gwe tertegun, kaget dan terharu. Tiba-tiba gwe merasa how lovely God is. Bayangin, Dia benci dosa bukan karena dosa bisa mengurangi kemuliaan Dia, bukan karena dosa bikin nama Dia jelek di hadapan manusia, bukan tentang perkara menang atau kalah, bukan tentang Dia, tapi tentang kita.

Dosa jadi penghalang untuk kita ngadep ke Bapa, dosa jadi hambatan Tuhan gak bisa freely lagi sayang sama kita karena kitanya kabur mulu. Gwe, tipe pecinta anak kecil dan di kantor gwe ada satu anak yang gwe sayang banget, masih umur 1.5 tahun dan the happiest thing kalau lagi main sama dia adalah ketika dia lari ke gwe pas ada banyak orang, knowing she will be safe with me. Dan paling nyebelin kalau dia lagi asik main sama anak-anak lain terus gak mau gwe gendong. And i think the same feeling goes to God, Doi happy banget kalau kita kucluk-kucluk ke Tuhan telling Him everything dan Dia sebel kalau kita, karena dosa, jadi gak mau ke Dia. That's why He hates sins.

Wow. This revelation amazed me this morning. 

Tuhan benci dosa bukan karena merasa keagunganNya sirna dan ternodai. Tuhan benci dosa karena kita. It's all about us. 

Sore ini gwe tiba-tiba keinget lagu 'You are my hiding place' nya Selah. Dan lagi gwe denger, gwe ngerti sekarang kenapa Daud suka banget bilang, God, You are my hiding place. Karena Daud (dan Tuhan tentunya) mau ketika kita pengen lari jauh dari Tuhan, justru kita ngumpetnya sama Dia. :")

*now playing 10.000 reasons by Matt Redman*

05 February 2015

Child's Likeness

Semua peraturan diciptakan Tuhan untuk sesuatu yang baik, everything happens for a reason they say.

Demikian juga dengan alasan kenapa Tuhan melarang Adam dan Hawa untuk makanin pohon pengetahuan yang baik dan jahat itu. Setelah barusan chapel staff di kantor gwe, salah satu orang yang adalah lulusan theologia mulai mengutarakan pendapatnya tentang pembahasan 'keselamatan' (berat ya cyin topiknya). and you know what... bahasanya super super super tinggi cyin~ gwe bahkan gak ngerti maksud pertanyaan dia apa dengan segala istilah theologia yang dia pelajarin yang bikin gwe (dan ternyata beberapa orang lainnya) memilih untuk main handphone aja.

Sementara gwe, demennya yang bahasa cetek-cetek, apalagi lagi baca buku WOW Faith-nya Marilyn Hickey tentang Faith Childlike dimana kita diajarin untuk punya iman kayak anak kecil, balik lagi di masa-masa kita percaya sama Tuhan, taat sama Tuhan like a child yang simply percaya aja sama bokapnya even pas lagi main dilempar-lempar. Pasti pernah kan liat anak kecil yang dilempar tinggi-tinggi sama bokapnya trus di catch lagi. Anak itu pas dilempar gak teriak-teriak bilang 'papi! kemungkinan papi tangkep aku berapa persen? papi! aku kalau jatoh nanti gimana?' and all those super complicated things. No, the kid just enjoy the fun. 

Dan sembari mendengar pendapat temen gwe itu tentang berapa persentasi apalah, bagaimana orang bisa hilang keselamatan lah, dan apapun itu, gwe jadi somehow tertegun dan hmm... 'that's why Tuhan mungkin saat itu gak mau Adam dan Hawa makanin buah dari pohon itu karena ketika mereka makan, mereka jadi semakin banyak tahu tentang banyak hal yang sebenernya.... merepotkan mereka sendiri'

Human gets complicated by the things their own mind make.

Karya Tuhan yang paling keren bahwa Doi menyelamatkan umat manusia yang berdosa, dari kubangan lumpur dibalikin identitas nya jadi seorang anak. Titik. Harusnya cuma sampai sana, tapi manusia yang gak suka kesimpelan itu bikin ratusan teori tentang harusnya Tuhan begini, harusnya manusia begini, gimana kalau begini, gimana kalau begitu, apakah bisa begini dan begitu. 

I think, kenapa Tuhan bilang anak kecil yang empunya Kerajaan Sorga adalah karena anak-anak kecil ini gak memusingkan diri dengan segala teori, dengan segala kemungkinan, dengan segala alasan. Kalau mereka percaya, mereka 100 persen percaya, kalau mereka sayang, mereka menyayangi dengan tulus. Kayak ketika anak itu percaya ayahnya akan tangkep dia meskipun dilempar jauh ke atas dan dia gak bakal end up terkapar di rumah sakit. As simple as a child's faith to their father, that's how we should respon to God and His amazing things.

*currently listening to Engkaulah kekuatanku by CWP*